Sabtu, 30 Oktober 2010

hari sumpah pemuda tahun 2010


Duka Cita di hari Sumpah Pemuda

26 oktober 2010 terdengar berita duka di Indonesia semua orang turut berduka.28 Oktober 2010 peringatan hari sumpah pemuda yang seharusnya beremangat diisi dengan duka, upacara pun diadakan dimana -mana.Berita wedhus gembel masih mengisi hati korban gunung merapi,tapi semangat pemuda harus mengisi hati para pemuda Indonesia sebagai penerus bangsa untuk terus berkarya dan untuk tidak terus bersedih . Diisukan setiap bencana besar yang terjadi di Indonesia terjadi pada tangal 26 ,tetapi belum tentu ini benar- benar fakta atau hanya kebetulan saja ? hanya ALLAH yang menentukan.Hari sumpah pemuda tahun ini jadi kurang berpengaruh pada kehidupan masyarakat hari itu.


Saya turut berduka cita atas segala bencana di indonesia ,semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan AAmiin.



Ciri Khas Kota Pontianak

Dua hal yang pasti sudah menjadi ciri khas kota pontianak yaitu tugu khatulistiwa dan sungai kapuas.Kedua ciri khas kota pontianak tersebut merupakan ciri yang memiliki nilai sangat tinggi untuk meningkatkan bidang pariwisata di kota pontianak.Tugu khatulistiwa merupakan salah satu kebanggaan masyarakat pontianak karena ,hanya di kota pontianaklah terdapat tugu khatulistiwa,yang tidak dimiliki kota manapun di negara indonesia.Sungai kapuas juga kebanggaan masyarakat kota pontianak,karena selain menjadi sumber kehiduan orang yang tinggal di sekitarnya sungai ini adalah sungai terpanjang di indonesia.

Selain kedua ciri di atas kota pontinak juga terkenal dengan makanan dan oleh- olehnya yaitu kue bingke,bubur pedas,cha kui,dan mi sagu.Beberapa makanan yang di sebutkan ini sangat di cintai mayarakat kota pontianak karena memiliki rasa yang khas tersendiri di setiap makanan.

Kebudayaan asli kota pontianak adalah suku dayak dan suku melayu.Meski kedua suku tersebut sudah agak pudar pengaruhnya di tengah masyarakat tetapi masyarakat tetap menjaga kebudayaan tersebut.

Demikian pengetahuan saya tentang ciri khas kota Pontianak saya hanya berharap semua itu akan tetap ada ,untuk itu kita semua harus bersama-sama menjaga seluruh kebudayaan yang berada di INDONESIA.

Rabu, 27 Oktober 2010


Makna dari simbol-simbol lambang Pontianak


Sebagaimana telah diketahui oleh masyarakat Pontianak pada umumnya lambang kota Pontianak digambarkan sebagai berikut:

  • Bentuk lambang berupa bulatan kubah
  • Pada sisi sebelah kanan 23 lembar daun karet dan di sisi kiri 10 lembar daun kelapa
  • Di tengah-tengah melintang garis khatulistiwa di atas sungai bercabang tiga
  • Diantara daun-daun tersebut menyinar dari bawah ke atas 5 sinar dan pangkal sinar ditulis angka 1771
  • Tulisan KOTA PONTIANAK membentang dari pangkal daun karet sampai kepangkal daun kelapa.

-Bentuk dari keseuruhan lambang daerah ialah bulatan kubah bertumpu pada pita bertulisan KOTA PONTIANAK,yang berarti KOTA PONTIANAK didirikan dengan ditandai berdirinya sebuah Masjid sebagai lambang Keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

-Lalu 5 sinar yang menyinari dari bawah ke atas maksudnya adalah Pontianak merupakan kota bersinar atau di daerah garis Khatulistiwa yang didirikan tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman

-Garis ditengah maksudnya adalah Pontianak dilalui oeh garis 0 derajat atau garis Khatulistiwa dan sungai bercabang tiga itu adalah sungai Kapuas,seperti jika kita lihat dipeta

-Maksud dari 23 lembar daun karet dan 10 lembar daun kelapa adalah hari jadi kota Pontianak yaitu tanggal 23 bulan 10 atau oktober

-Daun karet dan daun kelapa menggambarkan sebagian kekayaan dari kota Pontianak adalah pohon karet dan pohon kelapa.




Asal-Usul Kota Pontianak


Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.[1]

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Radjab 1185 H), yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada 1192 H, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan padaKesultanan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Keraton Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.[2]

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Ia dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah / 1729/1730 M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.

Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.

Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan salat zuhur itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.

Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak. Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.

Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah.

Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya'ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari Senin dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.


Sejarah lain


Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth, dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini.

Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi), dari Betawi. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), setelah meninggalkan kerajaan Mempawah mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya. Kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur, dan Pontianak berdiri.



FESTIVAL HARI JADI KOTA PONTIANAK yang ke -239



Hari jadi Kota Pontianak yang ke-239 ternyata dimeriahkan oleh sebuah festival yang bernama festival Ae' kapuas yang menjadi sebagai suatu rangkaian kegiatan yang mendukung hari jadi kota Pontianak. Wee Bee Production merupakan , salah satu event organizer yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan festival ae' kapuas ini,guna mendukung visit KALBAR 2010.